HIV membawa tantangan baru bagi semua orang, tidak hanya bagi orang yang positif HIV, tetapi juga teman dan keluarga. Ketika orang yang kita kenal positif HIV dan mengalami penyakit penyerta (Infeksi Oportunistik), semangat hidup kadang menjadi menurun. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung dirasakan juga oleh kita yang mengenal dan dekat dengannya.
LALU APA SAJA YANG BISA DILAKUKAN?
- Jika kalian berteman, jangan menjauh. Tetaplah menjadi temannya, terutama di saat seperti ini. Memiliki teman dapat membesarkan harapan. Jangan takut, HIV tidak akan menular jika hanya bersentuhan.
- Beritahu terlebih dahulu jika ingin mengunjunginya. Ada kalanya temanmu sedang ingin sendirian. Jangan segan menelepon dan berkunjung lagi di lain waktu. Pengertian dari seorang teman besar sekali artinya.
- Jangan ragu menanyakan kondisi kesehatan temanmu, tetapi tetaplah peka. Mungkin ia ingin bercerita padamu, mungkin juga tidak. Pertanyaanmu menunjukkan perhatianmu, tetapi jangan memaksa.
- Ajak temanmu jalan-jalan dan melakukan aktifitas yang biasa kalian lakukan, tetapi hormati keterbatasan-keterbatasan fisiknya.
- JIka temanmu sedang di rawat di rumah sakit, tawarkan diri untuk menggantikan keluarga, pasangan, atau orang yang sedang menjaganya. Mereka juga perlu istirahat dan keluar untuk mencari udara segar.
- Ngobrol juga baik untuk kesehatan. Bicarakan hal-hal ringan dan menarik. Mungkin temanmu sudah bosan membicarakan penyakit, obat dan dokter melulu. Membicarkan berita yang sedang hangat dapat mengurangi rasa terisolasi dari dunia luar.
- Jika ngobrol dirasa bosan dan membuatnya lelah, duduk bersama sambil mendengarkan musik, membaca, atau sekadar menikmati suasana sekitar juga baik dilakukan. Banyak perasaan yang dapat ditunjukkan walau tanpa kata-kata.
- Tawarkan bantuan untuk mengerjakan tugas-tugas rumah tangga seperti cuci piring, belanja, menyiram tanaman, dan memberi makan peliharaan. Bantuan itu akan sangat dihargai mungkin lebih dari yang kita kira, tetapi jangan mengerjakan apa yang masih ingin atau bisa temanmu kerjakan. Lebih baik tanyakan terlebih dahulu apa yang bisa kita bantu.
- Jika ingin membawakan makanan, tanyakan dulu apa yang boleh dan tidak boleh dimakannya. Kemudian nikmati saat makan berasa-sama.
- Kita dapat mengajak temanmu berdoa. Jangan ragu membagi harapan dan rasa optimis kalian. Agama bisa menjadi hal yang sangat penting pada saat seperti ini
- Sekali-sekali ucapkan “Aku Sayang Padamu” dalam bentuk verbal atau non verbal. Bisa menggunakan kartu ucapan, bouqet bunga, kue, dan yang lainnya sekreatif kalian.
- Untuk mengurangi rasa bosannya, kalian bisa membawakan bacaan yang menarik atau permainan yang bisa dimainkan sendiri atau bersama-sama.
- Jika kalian berpasangan dan ingin melakukan hubungan seksual, perkaya diri dengan informasi yang benar mengenai seks yang aman bagi kalian berdua. Pakai kondom dan gunakan imajinasi kalian untuk membuat seks aman dan menyenangkan
- Saat teman kalian mulai merasa frustasi, sampaikan bahwa menerima kenyataan bukan berarti kita kalah. Menerima kenyataan dapat mengurangi beban mental kita. Dengan demikian, kita dengan tenang bisa merencanakan langkah-langkah berikutnya.
- Jangan sampai teman kalian dan para pendampingnya merasa dikucilkan. Bantulah mereka mencari informasi dan layanan atau dukungan yang dibutuhkan
- Ada kalanya teman kalian akan marah tanpa alasan yang jelas. Jangan kecil hati karena hal tersebut, ingatlah kadang rasa frustasi lebih mudah ditumpahkan pada orang yang dekat dengan kita karena sebenarnya kita mengharapkan pengertian
- Bicaralah mengenai masa depan, seperti besok, minggu depan, tahun depan, dan lain-lain. Berpadangan ke depan adalah sikap yang menyehatkan. Harapan dapat jadi fokus penting di saat seperti ini.
- Bersikaplah positif, dan tularkan sikap ini ke orang-orang di sekitar kalian.
- Doronglah teman kalian untuk mau mengambil keputusan sendiri. Penyakit dapat membuat seseorang kehilangan kontrol pada banyak aspek kehidupan, jangan mematahkan semangatnya untuk membuat keputusan, sesederhana apapun keputusan itu.
- Terakhir jangan lupa jaga diri kalian sendiri. Perhatikan perasaan kalian. Bagilah duka cita, rasa marah, tak berdaya, atau perasaan apa saja yang sedang dirasakan baik dengan orang yang dipercaya ataupun dengan organisasi dan lembaga dukungan terkait HIV dan AIDS yang ada.