DENPASARÂ – Dance4Life adalah inisiatif global yang dibentuk untuk melibatkan dan memberdayakan kaum muda di seluruh dunia untuk mendorong mundur penyebaran HIV dan AIDS, angka kehamilan tidak diinginkan dan kekerasan seksual.
Dance4life pertama kali digalakkan di tiga negara tahun 2004, yaitu Afrika Selatan, Belanda dan Indonesia.
Kemudian 11 negara di Benua Afrika, Asia dan Eropa, 19 negara di tahun 2008, serta 30 negara termasuk di Indonesia tahun 2010.
Di Indonesia sendiri sejak tahun 2014 sudah melibatkan sembilan provinsi di Indonesia, dan pada tahun 2015 ini Bali adalah Provinsi ke-10 tergabung dalam Dance4life.
Di Provinsi Bali mulai ditanamkan isu-isu yang ada pada Dance4Life semenjak adanya Heart Connection Tour (HCT) yang merupakan training untuk membentuk fasilitator pada tanggal 14-18 Mei 2015 yang bertempat di PMI Provinsi Bali.
Pada kesempatan mengikuti Heart Connection Tour (HCT) yang peserta training berasal dari tiga lembaga yang bergerak pada bidang kesehatan dan sosial yaitu, KISARA, AYO UBUD dan PMI Kota Denpasar
Tiga lembaga yang mengirimkan perwakilan yang dilatih selama lima hari dan dituntut untuk menjadi seorang fasilitator, kedepannya mereka dapat menanamkan tiga isu dasar Dance4Life yaitu, SGBV (Sexual Gender Base Violence) atau yang sering disebut dengan kekerasan seksual berbasis gender, KTD (Kehamilan yang Tidak Direncanakan) serta HIV & AIDS.
Tugas dari fasilitator tentu saja diperlukan untuk menanamkan tiga isu Dance4Life agar remaja terhindar dari isu tersebut dan menjadi agen perubahan (agents4change).
Kegiatan yang berskala internasional ini ditujukan untuk remaja usia 13-19 tahun melalui 4 tahap yakni school4life, yaitu inspire, educate, activate, celebrate. (*)
Penulis: Ni Putu Laksmi Mutiara Prameswari
Alumni SMAN 5 Denpasar
Sumber:Â http://bali.tribunnews.com/2015/05/28/berdayakan-kaum-muda-dalam-dance4life