Remaja dan Seks Beresiko

pendidikan seks beresiko

Mendengar kata remaja tentu yang terlintas dalam pikiran kita tentang berbagai permasalahannya, mulai dari kenakalan remaja, narkoba hingga seks beresiko. Seks beresiko sendiri adalah hubungan seks yang dilakukan diluar hubungan pernikahan yang berujung pada kehamilan yang tidak direncanakan. Tingginya presentase kasus kehamilan diluar nikah yang dialami oleh remaja disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya sehingga pergaulan anaknya tidak terkontrol (pergaulan bebas). Selama ini pendidikan seks (sex education) dianggap tabu, karena asumsi yang beredar dikalangan masyarakat adalah bahwa pendidikan seks sama dengan sosialisasi cara berhubungan seksual. Padahal sesungguhnya apabila para remaja mengetahui apa esensi sebenarnya dari pendididkan seks itu yang mancakup tentang pengetahuan genital, pemahaman mengenai organ-organ tubuh mana yang boleh dilihat atau tidak, bagaimana cara menjaga kesehatan organ reproduksi, dan sejauh mana batasan-batasan bergaul dengan teman lawan jenis, serta resiko apa yang mungkin dapat terjadi apabila melakukan seks beresiko, maka para remaja tidak akan berani untuk mencoba melakukan seks beresiko.

Jika permasalahan ini tidak dikurangi dan diselesaikan bagaimana nasib generasi penerus bangsa kita?, lalu apa yang harus dilakukan sebagai pencegahan agar kasus kehamilan diluar nikah pada usia remaja tidak bertambah dan juga pengurangan seks beresiko di kalangan remaja, hal pertama yang perlu dilakukan tentu menanamkan nilai moral pada diri remaja sejak dini, kemudian pengadaan pendidikan seksual agar remaja tidak salah esensi tentang seks, penerapan ‘pacaran sehat’ karena tidak jarang penyebab terjadinya seks beresiko dan kehamilan diluar nikah pada usia remaja beraal dari pengaruh pacaran yang tidak sehat, perhatian orag tua juga berpengaruh pada perilaku remaja, terlalu membebaskan remaja dapat menjerumuskan mereka ke dalam pergaulan bebas, namun terlalu keras pada remaja juga dapat membuat mereka pandai berbohong dan sering memberontak,

Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar, karena sesungguhnya masa remaja adalah masa yang penuh kreatifitas dan ekspresi, jadi sungguh disayangkan jika yang menonjol hanyalah permasalahan saja tanpa memperhitungkan prestasi dan kreatifitas para remaja.

Oleh: Ni Wayan Lilik Eka Putri  
Youth Volunteer AYO Ubud

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *